sculpture56.com Pada hari Senin (7/10) sore, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp15.686 per dolar AS, melemah sebesar 201,5 poin atau turun 1,30 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi Rp15.680 per dolar AS.
Mata uang Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Yen Jepang menguat sebesar 0,42 persen, sementara baht Thailand melemah 0,22 persen, yuan China turun 0,11 persen, peso Filipina melemah 0,90 persen, dan won Korea Selatan menguat sebesar 0,37 persen. Selain itu, dolar Singapura mencatatkan penguatan sebesar 0,15 persen, dan dolar Hong Kong sedikit menguat 0,02 persen pada penutupan perdagangan hari ini.
Pergerakan serupa juga terjadi pada mata uang utama negara maju. Euro Eropa menguat tipis sebesar 0,01 persen, sementara poundsterling Inggris melemah 0,12 persen, dan franc Swiss naik 0,10 persen. Di sisi lain, dolar Australia melemah 0,01 persen, begitu juga dengan dolar Kanada yang turun 0,10 persen.
Analis pasar Lukman Leong menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh data tenaga kerja Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat yang lebih kuat dari ekspektasi. Hal ini mendorong pelaku pasar untuk melihat peluang pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang lebih cerah. Meskipun data cadangan devisa Indonesia yang dirilis hari ini menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, hal ini tidak cukup kuat untuk mendukung pergerakan rupiah.
“Data cadangan devisa Indonesia menunjukkan penurunan, namun masih lebih baik dari perkiraan. Sayangnya, ini belum mampu memberikan dukungan yang signifikan bagi rupiah,” ujar Lukman.