sculpture56.com Para peneliti dalam sebuah penelitian baru telah mengungkapkan rahasia asal usul Covid-19 yang pernah membuat dunia terhenti pada masa 2020-2022. Meskipun pandemi telah berlalu, penyelidikan mengenai virus Covid-19 masih terus berlanjut. Dalam penelitian ini, para ahli menegaskan bahwa Covid-19 tidak berasal dari rekayasa laboratorium, membantah keyakinan para pendukung teori konspirasi.
Sebelumnya, para pendukung teori konspirasi meyakini bahwa Covid-19 adalah hasil eksperimen di laboratorium karena virus pertama kali menyebar di Wuhan, kota yang menjadi rumah bagi Wuhan Institute of Virology yang meneliti virus corona. Namun, bukti yang mendukung teori tersebut sangat terbatas. Para ahli sekarang cenderung percaya bahwa virus tersebut kemungkinan besar berasal dari hewan mamalia yang dijual di pasar Huanan, kondisi mana sangat ideal untuk penularan zoonosis.
Pada tahun 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di China mengumpulkan data dari pasar Huanan. Tim CDC mengumpulkan sampel dari lingkungan sekitar Huanan karena hewan-hewan di pasar tersebut telah dihilangkan. Akhirnya, tim CDC China berhasil mengumpulkan lebih dari 800 sampel dan mengunggah temuan mereka di repository yang dapat diakses oleh siapa saja.
Berkat temuan tersebut, analisis terbaru dapat dilakukan. Florence Debarre, seorang ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Nasional Paris, bersama dengan timnya, melakukan analisis untuk menentukan spesies hewan apa yang berpotensi menjadi sumber virus ini. Debarre menyatakan bahwa data ini adalah set data yang paling penting mengenai asal Covid-19.
Walaupun banyak hewan penting telah dibersihkan saat tim CDC China tiba, sehingga tidak ada bukti langsung bahwa hewan tersebut terinfeksi, berdasarkan data-data CDC China, Debarre dan timnya dapat menyimpulkan hewan apa saja yang kemungkinan besar berfungasi sebagai perantara virus.
Para peneliti berkesimpulan bahwa rakun (Nyctereutes procyonoides) adalah hewan yang berpotensi menularkan virus ini ke manusia di pasar Wuhan, karena DNA rakun ditemukan dalam jumlah besar dari sampel-sampel tersebut. Selain itu, musang (Paguma larvata) juga dianggap sebagai perantara virus karena DNA-nya ditemukan di kios yang sama dengan RNA Covid-19.
Michael Worobey, seorang ahli ekologi dari University of Arizona, menambahkan bahwa kedua hewan tersebut juga menjadi perantara penularan virus corona SARS ke manusia pada tahun 2002. Kristian Andersen, seorang ahli biologi evolusi lainnya, menjelaskan bahwa hasil studi ini mengumpulkan bukti-bukti yang menunjukkan skenario yang sama, yaitu hewan terinfeksi dibawa ke pasar pada pertengahan bulan November 2019 dan memicu pandemi.
Meskipun penelitian baru ini tidak membuktikan secara definitif bahwa hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2, studi ini memberikan petunjuk yang dapat membantu penyelidikan di masa depan dan semakin memperkuat teori bahwa pasar Huanan adalah tempat penyebaran Covid-19.
Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Cell pada 19 September 2024 dengan judul “Genetic Tracing of Market Wildlife and Viruses at the Epicenter of the Covid-19 Pandemic”.