https://sculpture56.com/

Halo, teman-teman pembaca setia sculpture56.com! Kali ini aku mau cerita soal kegiatan yang baru aja digelar di salah satu desa di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, yaitu Desa Taba Jambu. Jadi, minggu lalu mereka ngadain musyawarah awal buat ngebahas Dana Desa tahun 2025. Meskipun kedengerannya formal banget, ternyata suasananya cukup santai tapi tetap serius lho!

Musyawarah ini jadi langkah awal yang penting banget buat menentukan arah pembangunan desa ke depan. Buat warga Taba Jambu, ini bukan cuma sekadar kumpul-kumpul, tapi momen buat benar-benar menyuarakan apa yang mereka butuhkan dan ingin lihat berubah di lingkungan mereka.

Dari Aula Sampai ke Aspirasi

Acara digelar di balai desa dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat—mulai dari perangkat desa, BPD, tokoh masyarakat, hingga perwakilan dari kelompok pemuda dan perempuan. Semuanya duduk melingkar, nyeruput kopi, sambil serius dengerin dan diskusiin usulan-usulan program. Suasana kekeluargaan kental banget, tapi setiap orang yang bicara didengerin dengan seksama. Salut sih!

Musyawarah ini disebut Musyawarah Desa Tahapan Perencanaan Dana Desa Tahun Anggaran 2025. Kegiatannya merupakan bagian dari regulasi nasional yang mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan desa. Jadi bukan sekadar formalitas, tapi emang jadi ajang partisipatif yang nyata.

Usulan-Usulan yang Muncul

Ada beberapa usulan menarik yang mencuat dari warga. Mulai dari pengaspalan jalan lingkungan, perbaikan saluran air, sampai pelatihan keterampilan buat ibu-ibu rumah tangga. Anak-anak muda juga ikut nimbrung dan ngusulin pengadaan fasilitas olahraga serta pelatihan digital marketing buat UMKM.

Yang bikin aku kagum, setiap usulan benar-benar dipertimbangkan dan dicatat oleh tim perumus. Nggak ada yang dianggap remeh. Ini bukti kalau demokrasi tingkat desa itu hidup dan sehat. Bahkan, Kepala Desa Taba Jambu sempat bilang, “Pembangunan bukan cuma soal bangunan, tapi soal manusia juga. Kita pengen desa ini maju bareng-bareng.”

Keren, ya?

Proses Awal yang Nggak Bisa Disepelekan

Banyak orang mungkin mikir, “Ah, paling ini cuma awal, nanti juga yang diprioritaskan beda.” Tapi sebenarnya, proses musyawarah awal ini jadi fondasi penting. Semua data dan usulan akan diolah lebih lanjut dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Jadi, kalau warga aktif di awal kayak gini, peluang usulannya direalisasikan makin besar.

Menurutku pribadi, inilah pentingnya transparansi dan keterlibatan publik sejak dini. Dengan cara ini, masyarakat jadi nggak cuma jadi penonton, tapi juga pemain dalam proses pembangunan desa.

Harapan ke Depan

Waktu aku ngobrol sama salah satu ibu rumah tangga yang datang ke musyawarah, dia bilang, “Kami nggak muluk-muluk kok, cuma pengen jalan bagus, lampu jalan nyala, dan anak-anak punya tempat main yang layak.” Simpel, tapi menyentuh banget. Kadang hal-hal kecil kayak gitu justru yang paling terasa dampaknya buat masyarakat desa.

Aku berharap, musyawarah ini bukan cuma jadi acara tahunan yang dilupakan begitu saja. Tapi benar-benar bisa jadi langkah awal perubahan nyata di Desa Taba Jambu. Dengan perencanaan yang matang dan melibatkan semua lapisan masyarakat, pembangunan bisa jadi lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Dan yang paling penting, kegiatan kayak gini bikin warga makin merasa punya desa mereka. Rasa memiliki itu penting banget, karena dari situlah muncul semangat untuk menjaga, merawat, dan membangun bersama.

Penutup

Musyawarah awal Dana Desa 2025 di Taba Jambu mungkin terdengar sederhana, tapi justru dari acara seperti inilah perubahan besar bisa dimulai. Kita, sebagai masyarakat, punya peran besar untuk ikut serta, memberi ide, dan menjaga agar proses ini tetap berjalan jujur dan adil.

Semoga desa-desa lain juga bisa meniru semangat partisipatif seperti yang ditunjukkan warga Taba Jambu. Karena ketika semua elemen masyarakat terlibat, pembangunan nggak cuma jadi tugas pemerintah, tapi jadi kerja bareng yang menyenangkan.

Sampai di sini dulu cerita dari aku di sculpture56.com. Jangan lupa, sekecil apa pun suara kita, tetap berarti kalau disuarakan bersama. Sampai ketemu di cerita desa lainnya, ya!


Kalau kamu butuh versi dengan statistik atau kutipan pejabat resminya juga, tinggal bilang aja!

By admin