
Inilah Penulis Lagu Genius di Balik BTS, RM
Kim Namjoon, atau yang lebih dikenal dengan nama RM, merupakah leader dari grup yang saat ini tengah di atas populartias mereka, BTS. Tapi bukan hanya sebatas leader saja, ternyata RM juga merupakan penulis lagu, producer, rapper, dan sosok yang menjembatani BTS ke dunia karena keahliannya dalam berbahasa Inggris, Jepang, dan Korea.
RM sendiri merupakan sosok yang dipercaya merupakan member pertama dari BTS, di mana pada awal karir musiknya ia lebih dikenal pada lingkup pencinta musik hip-hop. Kala itu usianya masih 13 tahun, namun ia sudah memiliki keahlian menulis di usianya yang masih sangat muda. Bahkan di kelas 5 sekolah dasar, ia sudah menulis puisi mengenai penyatuan Korea.
Mulai menulis lagu di usia muda, ia menulisnya di buku tugasnya, dan ia mengakui kalau akan mendapatkan masalah kalau sampai tertangkap melakukannya. Di dalam lagu solonya, RM membicarakan mengenai sosok yang sangat ingin tampil.
Saat ini RM sudah memiliki sekitar 199 credit dari Korean Music Copyrights Association, membuatnya sebagai artis Korea termuda yang berhasil mencapai tonggak tersebut. Di samping mixtape, album, dan kolaborasi lainnya, RM kebanyakan mengerjakan lagunya untuk BTS.
Hasil kerja dari RM sangat menakjubkan, jika kamu melihat ke dalam liriknya, ia sangat mahir dalam melakukan permainan kata, metafora puitis, dan enkapsulasi yang sempurna dan mentah tentang apa artinya menjadi manusia.
Ketika ditanyakan mengenai bagaimana cara ia bisa menulis lirik lagu, RM menjelaskan kalau selalu ada dua cara untuk yang ia lakukan.
“Jika ada cahaya, ada bayangan.” Dia mengatakan dalam sebuah wawancara untuk JPFC.
“Ada banyak lapisan benda di dunia dan semuanya tiga dimensi. Saat aku mulai memahaminya, saat itulah aku bisa menerima segala sesuatu dengan enteng.” Ujarnya.
RM memiliki pandangan yang jelas mengenai arti lirik, terutama jika kita gali lebih dalam mengenai kata-kata yang ia keluarkan. Di dalam lagu mereka yang berjudul 134340, RM menciptakan eufemisme di mana dia menjelaskan kesepian yang mereka rasakan, membandingkannya dengan planet Pluto yang pernah terbuang. Lalu pada lagu Whalien 52, ia menggambarkan kesejajaran dengan paus yang paling kesepian di dunia.
Dalam kolaborasinya ‘Strange’ dengan anggota BTS, Suga, dalam mixtape solonya D-2, RM mengkritik kapitalisme, konsumerisme, berbicara tentang polarisasi, dan bagaimana kita semua adalah budak dari sistem yang sama.
RM selalu jujur tentang musik dan juga kata-katanya bahkan sejak awal karir mereka. Fans dengan rajin menunggu review album yang biasa ia akan lakukan setelah perilisan album, ia akan menunjukkan bagaimana proses dari pembuatan lagu yang ada di dalam album tersebut.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, RM mengaku bagaimana perasaannya menjadi artis Korea di Barat. Jelas bahwa meskipun menjadi grup terbesar di dunia, BTS masih diperlakukan sebagai anomali dan bersifat sementara.
Ketika ditanya tentang penulisan lagunya, RM berbicara tentang bagaimana orang memperhatikan bagaimana bunga mekar tetapi tidak pernah tahu jumlah kelopak yang mereka miliki. Musiknya dengan sempurna menangkap perasaannya. Kata-katanya mengingatkan pendengarnya apa artinya menjadi manusia, memperhatikan detail terkecil, dan mengingat kita ada.
Hal ini terlihat dengan bagaimana pembawa acara radio bereaksi terhadap penggemar yang dengan sopan meminta pemutaran radio dan bagaimana judul lagu terbaru mereka mendapat putaran radio paling sedikit, meskipun menjadi single dengan tangga lagu tertinggi di tangga lagu saat ini.
BTS telah menciptakan kesan selamanya ke setiap orang yang mendengarkan mereka, cap jempol selamanya menempel di pergelangan tangan kita. Kata-kata mereka bergema sangat dalam dan akan terus demikian hingga akhir zaman. Itu akan digaungkan seperti yang selalu dan akan selalu dipahami, itu sudah jelas.